Minggu, 06 Juni 2010

Kelas 6 Semester 2

MEDITASI

A. Pengertian Meditasi

Meditasi merupakan kata yang lazim dipakai dalam Bahasa Indonesia untuk mengatakan Samadhi atau bhavana.
Kata Samadhi pertamakali diucapkan Sang Buddha dalam khotbah pertamanya yaitu dhammacakka pavattana Sutta. Kata Samadhi berasal dari akar kata “Sam-adhana”yang artinya memusatkan atau mengkonsenterasikan pikiran atau batin. Samadhi merupakan salah satu bagian dari ajaran Sang Buddha yang bertujuan untuk menghasilkan satu keadaan mental yang sehat dan sempurna. Banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana caranya untuk memperoleh ketenangan dan kebahagiaan hidup. Sesungguhnya, sumber dari ketenangan dan kebahagiaan itu ada dalam diri kita sendiri yaitu pikiran. Pikiran yang tenang akan menyebabkan kita akan memperoleh ketenangan dan kebahagiaan, bila pikiran penuh dengan kejahatan yaitu: loba, dosa dan moha, maka diripun menjadi tidak tenang, gelisah, dendam dan penuh kebencian.
Seseorang dapat melaksanakan meditasi dengan baik adalah orang yang memiliki keteguhan hati, tekat yang membaja, tidak bersifat kasar, dapat mengendalikan nafsu dan melaksanakan sila.




B. Dua jenis Samadhi

Berdasarkan tujuannya, meditasi dibedakan menjadi dua macam yaitu: meditasi yang benar (samma samadhi) dan meditasi salah (miccha samadhi)

1. Miccha samadhi
Miccha samadhi atau samadhi yang salah adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat menimbulkan kekotoran batin: misalnya untuk mendapatkan kesaktian, kekayaan, jodoh dan mencelakakan orang lain dan sebagainya

2. Samma Samadhi
Samma Samadhi atau meditasi benar adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat menghilangkan kekotoran batin. Dalam melaksanakan samadhi benar selain memiliki keteguhan hati juga harus memiliki usaha benar, perhatian benar dan meditasi benar. Samma Samadhi atau meditasi benar dibagi menjadi dua yaitu
a. Samatha Bhavana
b. Vipassana Bhavana



SAMATHA BHAVANA


Samatha Bhavana adalah meditasi yang bertujuan untuk memperoleh ketenangan batin, Samatha bhavana memiliki obyek sebanyak 40 macam. Kita dapat memilih salah satu di antara 40 obyek tersebut. Obyek yang sering dipakai adalah perenungan terhadap keluar masuknya nafas (anapanasati Bhavana), pengembangan cinta kasih (metta Bhavana), perenungan terhadap tubuh jasmani (kayagatasati) dan lain-lain.
Dengan melaksanakan Samatha Bhavana, kekotoran bathin tidak dapat dilenyapkan secara menyeluruh, kekotoran batin hanya dapat diendapkan. Dengan demikian, Samatha Bhavana hanya dapat mencapai tingkat-tingkat konsenterasi yang disebut Jhana, dan mendapatkan berbagai kekuatan batin yang disebut abinna.

Syarat untuk melaksanakan meditasi antara lain :
a. memiliki tekad yang kuat dan sehat jasmani, rohani
b. memiliki kemoralan (Sila) yang baik
c. tempat yang tenang dan waktu yang baik
d. adanya guru pembimbing dan teman yang baik (Kalyana Mitta)
e. sikap tubuh yang baik
f. memilih obyek sesuai carita (watak)

Usaha benar dalam praktek meditasi meliputi:
a. tidak membangkitkan pikiran-pikiran buruk yang belum muncul
b. melenyapkan pikiran-pikiran buruk yang belum muncul
c. memunculkan pikiran-pikiran baik yang belum muncul
d. mengembangkan pikiran-pikiran baik yang telah muncul


Tempat melaksanakan meditasi

Orang yang baru belajar meditasi sebaiknya mencari tempat yang cocok untuk meditasi. Tempat yang sunyi dan tenang, bebas dari ganguan orang-orang disekitar, bebas dari gangguan nyamuk. Untuk tahap permulaan, hendaknya orang berlatih di tempat yang sama, jangan pindah-pindah tempat. Vihara atau cetiya adalah tempat yang sangat baik untuk meditasi.

Waktu meditasi

Waktu yang baik untuk bermeditasi adalah pagi hari antara pukul 04.00 sampai 07.00 dan malam hari antara pukul 17.00 sampai 22.00. Meditasi sebaiknya dilakukan setiap hari dengan waktu yang sama secara teratur. Jika waktu untuk meditasi telah ditentukan, usahakan setiap saat bermeditasi tepat pada waktu yang kita pilih. Lama bermeditasi bagi siswa baru hendaknya bermeditasi sekurang-kurangnya 15 menit, kemudian berangsur-angsur ditambah.

Sikap badan

Sikap meditasi yang dapat dipilih adalah duduk, berdiri, berjalan dan berbaring. Sikap dalam bermeditasi ini disebut Iriyapatha. Sebelum melaksanakan meditasi, sebaiknya meminta petunjuk atau nasehat dari guru meditasi yang berpengalaman. Pada saat hendak bermeditasi, sebaiknya membaca paritta suci terlebih dahulu.
Kalyana mitta dalam meditasi adalah guru yang menjadi pembimbing dalam meditasi.

Samma Samadhi dalam agama Buddha ada dua macam yaitu: Samatha bhavana dan Vipassana bhavana, Samatha bhavana meditasi untuk ketenangan batin dan vipassana bhavana meditasi untuk pandangan terang.

Obyek meditasi

Dalam samataha bhavana terdapat 40 macam obyek meditasi. Obyek meditasi ini dapat dipilih salah satu yang cocok dengan sifat atau pribadi seseorang. Pemilihan obyek sebaiknya dilakukan dengan bantuan seorang guru meditasi. Keempat puluh macam obyek meditasi itu adalah:
a. Sepuluh kasina (sepuluh wujud benda)
b. Sepuluh asubha (sepuluh wujud kekotoran atau perenungan terhadap mayat-mayat menjijikan.
c. Sepuluh anusati (sepuluh macam perenungan)
d. Empat Appamana keadaan tidak terbatas.
e. Aharapatikulasanna perenungan terhadap makanan yang menjijikan
f. Catudhatuvavatthana analisa terhadap unsur badan jasmani
g. Empat Arupa empat perenungan tanpa materi


Sifat-sifat menusia

Carita berarti sifat, perangai, watak atau prilaku. Buddha membagi manusia biasa (yang belum mencapai kesucian) menjadi enam kelompok yaitu:
1. Raga carita orang yang memiliki lobha yang kuat obyek yang sesuai renungan pada kekotoran jasmani
2. Dosa carita orang yang memiliki sifat kebencian yang kuat obyek yang sesuai adalah empat apamana (brahma vihara)
3. Moha carita orang yang bodoh obyek yang sesuai yaitu anapanasati (pernapasan)
4. Saddha carita orang yang memiliki keyakinan yang kuat obyek yang sesuai perenunga terhadap Buddha, Dhamma, Sangha , Sila, caganussati dan devanussati
5. Buddhi carita orang yang pandai, cerdas obyek yang sesuai marananusati,
6. Vitakka carita orang yang banyak pikiran (gampang berubah-ubah) obyek yang sesuai adalah anapanasati


Gangguan dalam Samatha Bhavana (Meditasi ketenangan)

Ada dua macam gangguan yang sering muncul dalam latihan meditasi yaitu :

1. Palibodha, adalah ganguan yang bersifat fisik, yang muncul pada saat persiapan untuk bermeditasi atau sebelum pikiran terpusat, terdapat 10 yaitu:
a. Avasa tempat tinggal
b. Kula pembantu
c. Labha keuntungan
d. Gana murid
e. Kamma pekerjaan
f. Addhana perjalanan
g. Nati orang tua , sanak keluarga
h. Abhada penyakit
i. Gantha pelajaran
j. Iddhi kekuatan gaib


2. Nivarana adalah gangguan yang bersifat batiniah yaitu rintangan atau kekotoran batin yang menghalangi pikiran untuk mencapai pemusatan pikiran. Rintangan ini berasal dari dalam diri kita sendiri.

Macam-macam nivarana :
a. Thinamiddha : Kelambanan dan kemalasan
b. Uddhaccakukkuca : Kekacauan dan kekhawatiran
c. Vicikiccha : keragu-raguan dan ketidakpastian
d. Kammacchanda : keinginan untu memuaskan nafsu indera
e. Byapada : ingin menyakiti orang kain, tidak senang, benci, dll.

Nivarana dapat diatasi dengan pencapaian Jhana-Jhana, dengan munculnya Jhana Nivarana dapat diendapkan. Saat dalam kondisi pemusatan pikiran yang kuat Nivarana tidak akan muncul.




JHANA

Jhana adalah pikiran yang terpusat kuat pada obyek meditasi
Ada dua macam jhana yaitu jhana yang diperoleh dengan obyek yang berbentuk (misanya: obyek lilin, cahaya, air, tanah, dll) dan jhana yang diperoleh dengan obyek tanpa bentuk. (misal : ruangan, kesadaran, kekosongan )

Jhana yang diperoleh dengan obyek bentuk disebut Rupa Jhana
Jhana yang diperoleh dengan obyek tanpa bentuk disebut Arupa Jhana.

Unsur-unsur Jhana meliputi :
a. Vitakka : usaha menangkap obyek
b. Vicara : usaha mempertahankan obyek
c. Piti : kegiuran/kenikmatan pada obyek
d. Sukha : kebahagiaan untuk mengarahkan pikiran pada pemusatan pikiran
e. Ekagata : pikiran terpusat
f. Upekkha : keseimbangan batin yang hanya muncul bersama dengan Ekagata pada Jhana tingkat ke - IV

ABHINNA

Abhinna adalah kemampuan batin luar biasa yang dilakukan oleh mereka yang berhasil dalam meditasi pada kehidupan sekarang maupun pada kehidupan lampau. Abhinna akan muncul bila telah mencapai jhana tingkat ke 4. terdapat 2 macam abhinna yaitu :
1. Lokiya Abhinna artinya kekuatan batin bersifat duniawi
2. Lokutara abhinna artinya kekuatan batin diatas duniawi

Lokiya abhinna
a. Kemampuan batin fisik (Iddhividhi); seorang menjadi banyak, menembus tembok, terbang, dll
b. Telinga Deva (Dibbasota); mendengar suara manusia dan dewa, bisa mendengar suara dari tempat yang sangat jauh
c. Membaca pikiran (Cetopariya nyana); mengetahui pikiran makhluk lain,
d. Mengingat kembali kehidupan yang lampau (Pubbenivasanussatinana); bisa satu kelahiran, 2, 5, 10, dst.
e. Mata deva (Dibbacakkhu nyana), juga disebut Cutupapatanana. Pengetahuan tentang meninggal dan lahirnya makhluk-makhluk.

Lokutara abhinna
f. Pelenyapan kekotoran batin (Asavakkhayanana) ; dimiliki oleh seorang Arahat, Pacceka Buddha atau Samma Sambuddha.

Manfaat dan bahaya memiliki abhinna

Seseorang yang memiliki Abhinna dapat dimanfaatkan, antara lain :
a. menolong orang lain yang memerlukan bantuan (Iddhividhi)
b. mendapatkan informasi yang cepat (dibbasota)
c. dapat menjawab kebenaran dari suatu kitab suci (Pubbenivasanussatinana)
d. membantu memecahkan persolan orang lain (cetopiyanana)
e. Meleyapkan semua kekotoran batin (asavakhanyana

Jika Abhinna tidak dilandasi dengan Sila (kemoralan) yang baik akan dapat menjerumuskan pemiliknya sendiri, yang akan dapat menimbulkan pemuasan nafsu Indera.

Orang yang memiliki abhinna sering dikenal sebagai orang sakti, orang sakti belum tentu suci, atau sebaliknya orang suci belum tentu sakti, tetapi kadang kala orang suci sekali gus sakti.

VIPASSANA BHAVANA

Vipassana artinya melihat ke dalam, kebijaksanaan, pandangan terang, dalam kaitannya dengan meditasi dikenal dengan meditasi Pandangan Terang.
Tujuan Vipassana Bhavana adalah untuk memiliki pandangan terang agar dapat melihat segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Dengan pandangan terang semua kekotoran batin akan dapat dilenyapkan yang berarti mencapai Penerangan Agung (Bodhi), ia mencapai kesucian batin atau nibbana.
Obyek yang digunakan dalam Vipassana Bhavana adalah tubuh jasmani dan rohani kita sendiri. Obyeknya bukan di luar diri kita tetapi ada di dalam diri sendiri. Obyek Vipassana biasa disebut Panca Khanda (lima kelompok kehidupan) atau 4 Satipatthana yaitu perhatian cermat terhadap :

1) badan jasmani,
2) perasaan,
3) pikiran dan
4) Dhamma

Waktu Meditasi Vipassana yang tepat adalah bila jasmani kita segar, semua pekerjaan telah selesai, gangguan fisik tidak ada. Jadi waktu yang tepat tergantung pada kondisi yang bersangkutan.. Bagi pemula perlu sekali bantuan dari Guru (Kalyana Mitta) dan buku pedoman vipassana sebagai pegangan.

Rintangan batin yang menghalangi seseorang untuk mencapai kesucian disebut Samyojana.

Terdapat 10 macam Samyojana yaitu :

1. Pandangan keliru adanya aku atau jiwa yang kekal (sakkayaditthi)
2. Keragu-raguan (vicikiccha)
3. Kepercayaan pada upacara-upacara (silabbataparamasa)
4. Keinginan nafsu (Kamaraga)
5. Mudah tersinggung (Patigha)
6. Kegembiraan dalam bentuk-bentuk (Ruparaga)
7. Kegembiraan dalam meditasi tidak berbentuk (Aruparaga)
8. Kesombongan (Mana)
9. Kegelisahan (Uddhacca)
10. Ketidaktahuan (avijja)


ARIYA PUGGALA

Ariya Puggala adalah makhluk suci yaitu: siapa saja yang telah berhasil menghacurkan 10 belenggu batin (Samyojana). Terdapat empat macam makhluk suci dalam agama Buddha yaitu:

a. Sotapana (pemasuk arus nibbana): telah melenyapkan tiga belenggu pertama, ia tidak akan lahir lebih dari 7 kali sebelum pencapaian penerangan sempurna.
b. Sakadagami : telah melenyapkan tiga belenggu pertama dan juga melemahkan belenggu Kamaraga dan Pathiga (belenggu no. 4 dan 5). Hanya akan lahir sekali lagi
c. Anagami : melenyapkan 5 belenggu pertama. Tidak akan lahir kembali di alam manusia, ia akan lahir di alam Suddhavassa dan akan mencapai kesempurnaan disana.
d. Arahat : melenyapkan semua belenggu, tidak ada kelahiran lagi baginya dalam suatu alam kehidupan manapun.


MANFAAT MEDITASI

Bhavana atau meditasi yang benar akan memberikan faedah bagi orang yang melaksanakan, faedah yang kita dapat antara lain:
1. Membebaskan ketegangan pikiran akibat kesibukan sehari-hari
2. Menimbulkan keberanian menghadapi persoalan-persoalan rumit yang sulit dihadapi.
3. Bagi seorang pelajar atau mahasiswa akan menolong dia untuk menimbulkan dan menguatkan daya ingat.
4. Mengatasi kelamahan-kelamahan dalam diri sendiri, misalnya rasa putus asa, kemarahan, kebencian, iri hati dan sifat angkuh.
5. Menimbulkan pengertian terhadap pandangan hidup yang benar



NIBBANA

A. Pengertian Nibbana

Nibbana dari bahasa pali, Nirwana dari bahasa Sangsekerta. Nibbana berasal dari kata Nir artinya padam vana dari akar kata va artinya meniup. Jadi Nirwana artinya meniup padam, apakah yang ditiup padam tidak lain adalah tanha (keinginan nafsu) atau asavakaya (kekotoran batin)

Nibbana merupakan tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh seorang umat Buddha. Nibbana merupakan suatu kondisi, bukan suatu tempat dimana sudah tidak ada lagi kelahiran dan kematian. Nibbana dapat dicapai dalam kehidupan sekarang, tidak menunggu setelah mati. Seseorang yang telah menjadi Arahat berarti telah mencapai Nibbana. Nibbana bukan untuk diceritakan tetapi untuk dialami sediri, karena sangat sulit untuk dipahami bagi orang yang belum merasakannya. Seperti seseorang kesulitan untuk menceritakan bagimana rasa manis keada orang lain kecuali orang itu merasakan rasa manis tersebut.


B. Dua macam Nibbana

Ada dua jenis Nibbana yaitu :
a. Saupadisesa Nibbana yaitu Nibbana yang dicapai saat jasmani masih berfungsi dengan baik
b. Anupadisesa Nibbana yaitu Nibbana yang dicapai bersamaan dengan saat kematian.

Untuk mencapai Nibbana seseorang harus melaksanakan meditasi Vipassana Bhavana, dengan usaha sendiri karena hanya dengan Vipassana Bhavana kekotoran batin dapat diatasi. Kalau seseorang telah mencapai Nibbana maka tidak akan ada lagi kelahiran, usia tua dan kematian. Nibbana tidak sama dengan surga, Nibbana bukan tempat, sulit untuk digambarkan, hanya bagi mereka yang telah mengalami yang mengetahui keadaan Nibbana yang sesungguhnya.

Meditasi Benar (samma samadhi) untuk mencapai Nibbana harus dilandasi dengan Sila (kemoralan yang kuat) sehingga akan menembus Panna (kebijaksanaan) yaitu dapat mengetahui hidup dan kehidupan sebagaimana adanya bahwa kehidupan ini adalah selalu berubah (Anicca), karena selalu berubah maka menimbulkan Dukkha (penderitaan) dan segala sesuatu yang terbentuk di alam semesta ini tidak memiliki inti yang kekal (anatta).

c. Jalan untuk merealisakikan Nibbana
Satu-satunya jalan untuk mencapai nibbana adalah jalan mulia berunsur delapan (atthagika magga atau jalan tengah (majjihimapatipada)

Nibbana adalah kedamaian tertinggi
Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi
Nibbana adalah akhir dari semua derita
Nibbana adalah kebebasan sejati
Nibbana adalah akhir dari kelahiran dan kematian

SURGA

C. 31 ALAM KEHIDUPAN

Menurut agama Buddha terdapat 31 alam kehidupan yang dikelompokan dalam tiga golongan yaitu:

1. kama loka (alam nafsu) 11 alam
2. Rupa loka (alam berbentuk) 16 alam
3. Arupa loka (alam tanpa materi) 4 Alam

Kama loka 11
a. kamadugati bhumi 4 (empat keadaan yang menyedihkan (apaya)
1. Niraya (neraka)
2. Tiracchana Yoni (alam binatang)
3. Peta loka (alam hantu kelaparan)
4. Asura (alam raksasa, jin, iblis)
b. Kamasugati bhumi 7 (alam yang nafsu yang menyenangkan)
5. manussa loka (alam manusia)
6. Sorga catumaharajika (alam 4 raja dewa)
7. Sorga Tavatimsa (alam 33 dewa)
8. Sorga Yama ( alam dewa Yama)
9. Sorga Tusita (alam kenikmatan)
10. Sorga Nimmanarati (alam dewa yang menikmati ciptaanya)
11. Sorga Parinimita vasavatti (alam dewa yang membantu menyempurnakan ciptaan dari dewa-dewa lainnya)

Rupa loka 16
12. Parisajja Brahma ( alam pengikut brahma)
13. Purohita Brahma (alam mentrinya brahma)
14. Maha Brahma (alam brahma yang besar)
15. Parittabha Deva (alam para brahma yang bercahaya)
16. Appamanabha Deva (alam brahma yang tak terbatas cahayanya)
17. Abhassara Deva (alam para brahma yang gemerlapan cahayanya)
18. Parittasubha Deva ( alam para brahma yang kura auranya)
19. Appamanasubha Deva (alam para brahma yang tak terbatas auranya)
20. Subhakinna Deva (alam para brahma yang auranya penuh dan tetap)
21. Vehapphala Deva (Para brahma yang besar pahalanya)
22. Asannasatta (Para brahma yang tidak punya kesadaran)
23. Aviha Deva (para brahma yang tidak bergerak)
24. Atappa Deva para brahmana yang suci)
25. Sudassa Deva (para brahma yang indah)
26. Sudassi Deva (para brahma yang berpandangan terang)
27. Akanittha Deva (para brahma yang luhur)

Arupa loka (alam tidak berbentuk)
28. Akasannacayatanupaga Deva ( keadaan dari konsepsi ruang yang tanpa batas)
29. Vinnanancayatanupaga Deva (keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas)
30. Akincannayatanupaga Deva ( keadaan dari konsepsi kekosongan)
31. Nevasannanasannayatanupaga Deva (keadaan dari konsepsi bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan)


Seseorang sebelum mencapai kesucian setelah meninggal akan terlahir kembali di salah satu dari tiga puluh satu alam kehidupan, jika perbuatannya baik maka ia akan dilahirkan di salah satu alam yang bahagia, jika perbuatannya tidak baik akan dilahirkan di salah satu alam penderitaan, tetapi kehidupan tersebut juga tidak kekal setelah karmanya habis untuk lahir di alam tersebut akan terlahir lagi di salah satu dari tigapuluh satu alam, sampai mencapai nibbana, Jadi alam Surga berbeda dengan nibbana, Surga menurut ajaran agama Buddha adalah suatu tempat yang menyenangkan tetapi tidak kekal. Sebaliknya nibbana adalah kekal.
Terlahir dialam neraka kebanyakan disebabkan karena kebencian, terlahir dialam binatang kebanyakan di sebabkan oleh keserakahan, di alam dewa banyak makhluk suci, tetapi tidak ada sangha dan belajar Tipitaka, tanda-tanda kelapukan dewa rangkaian bunga milikna layu, pikirannya menjadi kotor, keringat keluar dari ketiaknya, kecemerlangan tubuhnya memudar, tidak lagi gembira di singgasananya.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com