PANDIT SENAKA
(Cerita tentang kebijaksanaan)
Pada suatu ketika Bodhisatva terlahir sebagai anak dari keluarga brahmana, bernama Senaka. Ia amat baik budi dan bijaksana selalu menasehati orang-orang disekitarnya untuk berbuat baik, juga memperhatikan kesejahteraan dan kehidupan spritual mereka.
Pada waktu itu, terdapat seorang brahmana tua yang kaya raya, mempunyai beribu-ribu uag emas. Ia menitipkan uangnya untuk disimpan ke satu keluarga kenalannya. Tetapi keluarga itu menggunakan uang milik brahmana tua itu seperti miliknya sendiri, mereka lalu mengawinkan brahmana tua dengan seorang gadis. Brahmana tua itu merasa gembira dengan pernikahanya ini mereka hidup bahagia untuk beberaa waktu lamanya.
Tidak lama kemudian, istri brahmana tua itu menjadi jahat, ia ingin hidup bebas dan menyuru suaminya pergi, lalu ia menyiapkan nasi goreng dan tepug untuk bekal diperjalanan dan memasukkannya ke dalam tasnya. Ia lalu pergi meninggalkan rumahnya berkelana dari satu tempat ketempat lain untuk meminta-minta.
Pada suatu hari, dengan perut yang lapar, ia beristirahat di bawah sebuah pohon dan membuka tas, mengambil bekaldan memakannya, Ia hanya makansedikit dan membiarkan tasnya itu terbuka, Ia lalu pergi menuju sungai untuk minum. Ternyata disekitar tempat itu ada seekor ular berbisa yang mencium bau tepung lalu masuk kedalam tas itu. Brahmana tua itu balik kembalidari sungai, ia tidak menyadari ada ular berbisa di dalam tas, lalu menutup tas itu dan membawanya pergi.
Ada 3 dewa yang megetahui hal tersebut, berkata: “O brahmana, kalau kamu pulang istrimu mati, kalau kamu tetap di jalanmaka kamu mati.” Dengan ketakutan brahmana tua itu tidak tahu apa yang harus dilakukannya, ia tidak mengerti arti kata-kata itu.
Beruntunglah hal itu terjadi pada saat bulan purnama. Banyak orang berkumpul mendengarkan kotbah Pandit Senaka. Brahmana Tua yang ketakutan lalu masuk keruangan tempat pertemuan itu dan duduk dipojok ruangan. Pandit Senaka yang melihat Brahmana Tua itu menangis dengan mata dewanyasegera mengerti apa yang telah terjadi.
Ia lalu meminta seseorang untuk membawa tongkat yang panjang dan membuka tas itu. Dengan segera ular berbisa itu keluar dari dalam tas. Orang-orang lalu menggiring ular itu keluar ruangan tanpa melukainya, dan brahmana itu selamat karena kebijaksanaan Boddhisatva.
SERIVANIJA JARATA
(Cerita tentang kejujuran)
Lima ribu tahun yang lalu, di kerajaan Kasi, India hiduplah dua orang pedagang yang menukarkan beraneka ragam barang denga priuk dan wajan. Priuk dan wajan itu kemudian mereka jual dengan keuntungan yang pantas. Kedua pedagang dikenal dengan nama Sarivan. Salah satunya adalah Bodhisatva dan lainnya tidak berprinsip.
Suatu hari mereka berdua setuju pergi ke kota Andhapura yang terletak dekat dengan sungai Telavana. Tiba disana mereka memutuskan untuk pergi ke arah yang berlainnan, agar dapat menggunakan sebaik-baiknya kesempatan tersebut. Pada zaman itu jika seorang gagal, maka yang lainnya akan mendapatkan hak untuk berjualan di sana. Di daerah pinggiran hiduplah seorang gadis kecil dengan neneknya. Mereka sangat miskin. Keluarga mereka dulunya adalah pedagang besar dan sukses. Tetapi mereka semua musnah bersama kekayaannya. Dua orang yang selamat, hidup dalam kemalangan. Mereka bekerja sebagai pelayan di tempat orang kaya.
Pedagang yang tidak berprinsip tadi pergi menuju tempat mereka tinggal untuk mencoba menawarkan barang sekalipun dengan tidak jujur. Melihat priya tersebut, sigadis kecil yang masih kekanakan meminta neneknya untuk mendapatkan perhiasan mainan. Si nenek sadar atas keadaan mereka mengatakanpada si gadis kecil kalau mereka tidak memiliki apapun yang bernilai untuk ditukarkan.
Kemudian si gadis kecil melihat ada mangkuk kotor dan tertutup jelaga tergeletak di antara periuk dan wajan. Ia meminta kepada neneknya untuk menukar itu dengan perhiasan mainan. Si nenek meragukan nilainya. Denan ragu-ragu ia menawarkan kepada si pedagang.
Seriwan ketika menyadarinya beratnya mangkok itu ia mengores permukaannya tanpa terlihat oleh si gadis kecil dan neneknya bahwa mangkuk itu adalah emas. Keserakahan segera menlingkupi penjual. Sebagai orang yang tidak berpripsip ia benar-benar berfikir untuk menipu mereka berdua, berpura-pura marah dengan tampang jengkel membanting makung ke tanah, dan berkata bahwa barang tersebut tidak ada harganya, dan sambil berlalu dengan berjalan lambat, dia tentu saja ingn kembali untuk membeli denan harga yang murah.
Sesuai denganperjanjian di antara kedua Serivan, sekarang yang satunya Bodhisatva datang mencoba keberuntungan di tempat kedua orang miskin tersebut tinggal. Sigadis kecil tak pernah lehilangan harapan untuk memiliki hiasan mainan, maka meminta neneknya untuk menukar mangkuk dengan mainan, walaupun awalnya ragu akhirnya nenek tersebut memenuhi juga keinginan cucunya. Si pedagang tanpa banyak berpikir menyadari menyadari nini benarbenar bernilai. Dengan penuh kejujuran ia mengatakan kepada mereka berdua kalau mangkuk itu benar-benar bernilai seratus ribu keping dan dia tidak memiliki barang atau uang sebanyak itu sebagai gantinya. Nenek tersersebut terkejut, ia mengatakan berapa saja dia akan jual demi cucunya. Sang Bodhisatva memberikan 500 kepeng uang dan barang-barang lain miliknya. Kini nenek dan si gadis kecil tidak miskin lagi.
PERATURAN, HIRI DAN OTTAPA
A. PERATURAN
Pada hakekatnya peraturan dibuat untuk mengatur, bukan untuk mempersulit atau menghambat langkah kegiatan. Kita mengenal bermacam-macam peraturan. Misalnya tata tertib atau peraturan sekolah dan peraturan lalu lintas.
Peraturan sekolah mengatur pakaian seragam sekolah, kapan harus membayar uang sekolah, hukuman bagi siswa yang membolos, hukuman bagi yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Peraturan lalu lintan mengatur jalannya lalu lintas. Misalnya berjalan harus hati-hati. Berjalan harus sebelah kiri dan kalau mendahului harus dari sebelah kanan supaya tidak menggangu lalu lintas.
B. HIRI DAN OTTAPA
Di dunia ini selalu ada kekacauan, ada permusuhan, ada pertengkaran, ada peperangan karena manusia tidak memiliki rasa malu untuk berbuat jahat dan rasa takut terhadap akibat perbuatan jahat yang dilakukannya. Bila setiap orang malu berbuat jahat dan takut akan akibatnya maka dunia akan aman, damai dan sejahtera.
Hiri dan Ottapa adalah Dhamma Pelindung Dunia, yang dapat melindungi dunia dari kehancuran.
1. Hiri
Kata hiri berasal dari bahasa Pali yang berarti rasa malu untuk berbuat jahat. Karena tidak memiliki rasa malu untuk berbuat jahat maka seseorang dapat melakukan pembunuhan, pencurian, berbicara kasar, berbuat tidak senonoh, mabuk-mabukan, dan sebagainya. Bila seseorang sering melakukan perbuatan jahat maka penderitaan akan selalu mengikutinya.
Kita harus melatih Hiri di dalam diri kita. Sekecil apapun perbuatan jahat, kita harus menghindarinya, kita harus malu melakukannya.
2. Ottapa
Kata Ottapa berasal dari bahasa Pali. Ottapa berarti perasaan takut akan akibat perbuatan jahat. Sang Buddha mengajarkan bahwa kita harus menghindari perbuatan jahat. Perbuatan jahat akan membuat hidup kita menderita. Rasa takut berbuat jahat ada di dalam pikiran kita. Bila pikiran kita jahat maka ucapan dan perbuatan jasmani kita akan menjadi jahat. Takut berbuat jahat hidup akan bahagia. Setiap makhluk mempunyai hak untuk hidup. Kita harus menghargai hak hidup mereka, kita tidak boleh mengambilnya. Kita harus mengetahui bahwa setiap perbuatan baik atau jahat dengan pasti akan memberikan akibat. Banyak berbuat baik akan memperoleh kebahagiaan. Sebaliknya, banyak berbuat jahat akan memperoleh penderitaan.
Gita (lagu)
Malu dan Takut
Jadi anak jangan pemalu
Apalagi malu-maluin
Jadi anak jangan penakut
Apalagi suka nakut-nakutin
Boleh malu kalau berbuat jahat
Boleh takut kalau berbuat salah
Maka jadilah engkau anak yang baik
Sesudah besar jadi orang berguna
PERBUATAN JAHAT DAN PERBUATAN BAIK
A. Perbuatan Jahat
Perbuatan jahat adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri dan juga makhluk lain. Kita harus berusaha menghindarinya. Perbuatan jahat dapat terjadi karena adanya kebencian (Dosa), keserakahan (Lobha) dan Kebodohan (Moha) di dalam diri kita.
Sikap benci muncul karena rasa tidak senang terhadap kebahagiaan atau keberuntungan orang lain. Kebencian yang disimpan akan menjadi dendam yang sewaktu-waktu dapat timbul kalau orang yang tidak kita senangi dekat dengan kita.
Keserakahan adalah keinginan untuk memuaskan nafsu indria. Kita harus berusaha untuk mengurangi keserakahan. Orang yang serakah tidak pernah merasa puas, selalu menginginkan lebih. Sedangkan kebodohan adalah tidak mengetahui segala sesuatu sebagaimana adanya. Orangnya bersifat masa bodoh, ia tidak mengetahui mana perbuatan baik dan yang mana perbuatan buruk. Ia tidak memiliki kebijaksanaan dalam melakukan perbuatan.
Perbuatan jahat dapat timbul melalui 3 (tiga) tempat yaitu melalui ucapan, pikiran dan badan jasmani.
Berkata kasar, berbohong, memfitnah, mencaci maki, omong kosong adalah perbuatan jahat melalui ucapan.
Membunuh, mencuri, berjinah (perbuatan tidak senonoh) adalah contoh perbuatan jahat melalui badan jasmani, sedangkan perbuatan jahat melalui pikiran adalah tamak/serakah, dendam, iri hati, benci, kemauan jahat (berniat jahat).
Akibat Perbuatan Jahat
Adanya sebab maka akan menimbulkan akibat. Perbuatan jahat akan mengakibatkan penderitaan
Orang yang suka berkata tidak benar dapat mengakibatkan ; tidak dipercaya orang lain, lahir bodoh, cacat mental, bicara tidak jelas, mulut berbau busuk, bisu, dan lain-lain
Orang yang suka menyakiti atau membunuh makhluk hidup dapat mengakibatkan berusia pendek, sering sakit-sakitan, lahir cacat, mati terbunuh, dan lain-lain.
Orang yang memiliki pikiran-pikiran jahat ( menyimpan benci atau dendam) dapat mengakibatkan memiliki wajah buruk, dijauhi teman-teman, dan lain-lain.
Semua bentuk perbuatan jahat, jika sering dilakukan akan menyebabkan lahir di alam neraka, di alam setan, di alam raksasa atau di alam binatang.
Dapat terlahir di alam binatang karena kekuatan kebodohan (Moha)
Dapat terlahir di alam setan karena kekuatan keserakahan (Lobha)
Dapat terlahir di alam neraka karena kekuatan kebencian (Dosa)
Dapat terlahir di alam raksasa karena kekuatan iri hati (Issa)
B. Perbuatan Baik
Perbuatan baik adalah perbuatan yang tidak merugikan diri sendiri dan makhluk lain. Seperti juga perbuatan jahat, perbuatan baik dapat timbul melalui ucapan, pikiran dan badan jasmani. Perbuatan baik selalu muncul bersamaan dengan kebijaksanaan. Kebijaksanaan menuntun kita untuk selalu sadar bahwa semua makhluk ingin hidup bahagia.
Bila kita memiliki pikiran jahat maka kita akan banyak melakukan perbuatan jahat.
Bila kita memiliki pikiran baik maka kita akan senang melakukan kebajikan
Keserakahan, kebencian dan kebodohan adalah noda-noda pikiran. Noda-noda pikiran dapat dilenyapnya dengan melakukan meditasi yang benar.
Contoh-contoh perbuatan baik adalah :
a. yang melalui pikiran adalah cinta kasih, kasih sayang, tidak membenci, tidak iri hati
b. yang melalui ucapan adalah jujur, tidak menipu, tidak memfitnah,
c. yang melalui badan jasmani adalah tidak membunuh, tidak mencuri, senang berdana/beramal, tidak asusila
Akibat Perbuatan Baik
Setiap perbuatan baik akan menimbulkan akibat. Kita berbahagia karena perbuatan baik kita telah berbuah. Kebahagiaan yang kita rasakan saat ini adalah akibat dari perbuatan baik yang pernah kita lakukan pada waktu yang lampau, dan sekarang.
Bila seseorang senang melakukan perbuatan baik melalui pikiran, maka sebagai akibatnya ia akan memiliki wajah yang tampan/cantik, dicintai semua makhluk, pintar/cerdas, terbebas dari permusuhan,
Bila seseorang senang melakukan perbuatan baik melalui ucapan maka sebagai akibatnya ia akan dipercaya banyak orang, memiliki susunan gigi yang bagus, suaranya merdu, banyak teman.
Bila seseorang senang berbuat baik melalui jasmani maka ia akan terkahir menjadi orang kaya, sehat jasmani, tidak ada cacat tubuhnya, panjang umur, terbebas dari berbagai penyakit,
Mensucikan Pikiran
Pikiran adalah sumber dari semua perbuatan kita. Pikiran adalah pemimpin. Sebelum kita berbuat melalui ucapan dan badan jasmani selalu didahului oleh pikiran. Oleh karena itu kita harus pandai menjaga pikiran. Salah satu caranya adalah dengan meditasi. Karena dengan meditasi pikiran akan menjadi tenang. Pikiran yang kotor akan membuat kita melakukan banyak berbuat jahat. Yang dapat mengotori pikiran adalah kemalasan, keserakahan, kebencian, iri hati, dendam, dan niat jahat. Meditasi yang benar akan dapat mengatasi kekotoran pikiran.
Kita dapat melatih meditasi setiap waktu. Meditasi yang benar akan dapat mencegah munculnya pikiran-pikiran jahat.
Pikiran yang diarahkan dengan salah akan mencelakakan diri sendiri dan makhluk lain, sedangkan pikiran yang diarahkan dengan benar akan membawa kebahagiaan bagi diri sendiri dan makhluk lain. Jagalah pikiran Anda dengan baik.
SOPAN SANTUN
Kita harus memiliki sikap sopan kepada siapa saja. Sikap sopan santun adalah sikap ramah tamah dan sifat rendah hati. Sikap sopan santun hendaknya kita lakukan dimana saja antara lain:
A. Sopan santun di keluarga
Kita harus sopan terhadap bapak dan ibu, karena bapak dan ibu yang mengasuh kita. Kita harus patuh terhadap bapak dan ibu, karena beliau yang memberikan makanan, pakean menyekolahkan kita, Kita juga harus sopan terhadap nenek, kakek, kakak, adik dan aggota keluarga kita, kita tidak boleh berbicara kasar terhadap keluarga kita.
B. Sopan santun di sekolah
Kita harus sopan terhadap bapak guru dan ibu guru, karena mereka yang membimbing dalam belajar kita, kita harus sopan terhadap teman-teman tidak boleh berbohong, menghina berbicara kasar.
Orang yang beicara kasar suka berbohong tidak akan mempunyai teman, hidupnya selalu menderita dan banyak musuh. Kita juga harus menaati peraturan di sekolah, tidak boleh bercanda didalam kelas, selalu hidup rukun terhadap teman-teman di sekolah, Orang yang hidupnya selalu berprilaku yang sopan akan disenangi banyak orang. Dan orang yang berprilaku sopan akan terlahir di surga.
C. Sopan di masyarakat
Hidup kita selalu berdampingan dengan tetangga, kita harus sopan terhadap tetangga kita, karena tetangga kita adalah saudara yang paling dekat.
Kita saling membantu kalau ada kerepotan, misalnya tetangga sakit, kita menengoknya dan membantunya biar cepat sembuh
Advertisement
Feeds
Sabtu, 05 Juni 2010
Kelas 2 Semester 2
Diposting oleh KKGAB KUBU RAYA di 23.56
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar