SIKAP HORMAT DAN MEMBERI SALAM
A. Sikap Hormat
Sikap hormat adalah sikap terpuji yang menunjukan kerendahan hati. Sikap hormat dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti namakkara (namaskara), anjali, berdiri dan cara-cara lainnya. Dalam hubungan dengan sikap hormat ini, si pelakulah yang akan mendapat manfaat. Sikap anjali merupakan cara memberikan salam yang umum, seperti halnya berjabat tangan.
Anjali
Anjali adalah sikap hormat dengan cara merangkapkan kedua telapak tangan di depan dada, membentuk seperti kuncup bunga teratai. Anjali berarti cara atau sikap menghormat. Cara ini dipergunakan untuk menghormat orang atau sesuatu yang pantas dihormati. Orang yang pantas dihormati adalah: Bhikkhu, orang tua, guru dan orang yang lebih tua. Sesuatu yang pantas dihormati yaiu: simbul-simbul dalam agama Buddha (Buddharupang di altar)
Namaskara
Namaskara adalah sikap menghormat dengan cara bersujud. Dalam melakukan namakhara terdapat 5 (lima) titik dari bagian tubuh kita yang menyentuh lantai yaitu dahi, lutut, ujung jari-jari kaki, siku dan telapak tangan.
Pertama-tama kita bersimpuh, lalu bersikap Anjali, kemudian dalam pikiran kita berkata “Aku bersujud kepada Sang Buddha”. lalu tangan kita angkat setinggi dahi, turunkan di depan dada ; lalu bersujud / bernamakhara. Setelah bersujud kembali bersikap Anjali.
Bersujud yang kedua dalam pikiran kita berkata “Aku bersujud kepada Dhamma”. lalu tangan kita angkat setinggi dahi, turunkan di depan dada ; lalu bersujud / bernamakhara. Setelah bersujud kembali bersikap Anjali.
Bersujud yang ketiga dalam pikiran kita berkata “Aku bersujud kepada Dhamma”. lalu tangan kita angkat setinggi dahi, turunkan di depan dada ; lalu bersujud / bernamakhara. Setelah bersujud kembali bersikap Anjali. Selanjutnya ucapkan dalam hati “semoga semua makhluk berbahagia”
B. Salam Buddhis
Semua agama memiliki salam sendiri-sendiri, umat Buddha memberikan salam dengan cara bersikap anjali sambil mengucapkan Namo Buddhaya dan disambut dengan cara yang sama yaitu anjali dan menjawab dengan Namo Buddhaya. Namo Buddhaya artinya berarti Terpujilah Sang Buddha.
Kita harus bersungguh-sungguh dalam mengucapkan Salam Namo Buddhaya.
Pikiran yang tenang sangat baik untuk mengucapkan Namo Buddhaya.
Setiap mengucapkan Namo Buddhaya kita harus bersikap Anjali.
Selain namo Buddhaya kita juga dapat mengucapkan Svathi Hotu atau O Mi To Fo. Svathi hotu artinya semoga berbahagia.
C. Doa.
Berdoa adalah memohon, mengharap, dan memuji kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Sang Tiratana. Manfaat berdoa adalah supaya batin kita menjadi tenang dan semua yang kita inginkan terkabul
Berdoa akan meningkatkan keyakinan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada Tiratana (Buddha, Dhamma dan Sangha)
Orang yang sering berdoa wajahnya berseri-seri dan dicintai oleh banyak orang.
Selesai berdoa kita mengucapkan “SADHU” sebanyak 3 (tiga) kali.
Kata Sadhu berarti semoga. Dalam mengucapkan Sadhu ini kita harus dengan pikiran yang baik dan sungguh-sungguh.
Dalam berdoa kita tidak boleh bergurau atau bermain-main
Kita harus menjaga ketenangan dan penuh keyakinan
Keberhasilan doa tergantung dari keyakinan kita masing-masing.
Doa Anak
Doa Bangun Pagi
Sikap : duduk di tempat tidur, tangan bersikap Anjali
“Terpujilah Sang Buddha Guruku Yang Maha Sempurna,
Semoga hari ini aku menjadi anak yang baik,
agar ayah, ibu dan semua saudaraku berbahagia.
Semoga aku bisa berbuat baik dan kelak menjadi anak yang pintar.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Sadhu …. Sadhu ….. Sadhu
Doa Sebelum Tidur
Sikap : duduk di tempat tidur, tangan bersikap anjali
“Terpujilah Sang Buddha Guruku Yang Maha Sempurna.
Hari ini aku telah berbuat kebaikan
Kupersembahkan kebaikkanku ini
Kepada semua makhluk,
Agar mereka semua berbahagia.
Semoga aku tidur dengan nyenyak
Semoga Sang Buddha, Dhamma dan Sangha melindungiku
Sadhu…. Sadhu ….. Sadhu.
Doa Sebelum Makan
Sikap : duduk di kursi, sebelum makan, tangan bersikap Anjali
“Terpujilah Sang Buddha, Guruku Yang Maha Sempurna
Aku berbahagia menerima makanan ini
Terima kasih ayah, terima kasih ibu.
Semoga makanan ini membuat aku sehat dan kuat
Sehingga aku bisa berbuat banyak kebaikan
Semoga semua anak-anak dimanapun juga,
Memperoleh makanan yang sehat
Semoga mereka semua berbahagia
Sadhu….. Sadhu….. Sadhu
Doa Sebelum Belajar
Sikap : duduk di kursi belajar, letakkan buku dimeja, tangan bersikap anjali
“Terpujilah Sang Buddha, Guruku Yang Maha Sempurna
Semoga aku dapat belajar dengan baik,
Supaya menjadi anak yang pandai.
Semoga aku dapat mencapai cita-citaku
Semoga Sang Buddha membimbingku.
Sadhu … Sadhu …. Sadhu.
Latihan soal:
1. Memberi hormat dengan merangkapkan kedua telapak tangan di dada disebut…
2. Untuk menghormat Sang
Buddha di hadapan altar kita….
3. Setiap kita bertemu umat Buddha kita beranjali dengan mengucapkan….
4. Kata sadhu berarti…
5. Sebelum dan sesudah makan kita harus…
TEMPAT IBADAH AGAMA BUDDHA
A. Tempat Ibadah Umat Buddha
Tempat Ibadah umat Buddha disebut Vihara atau Cetya
Vihara ukurannya lebih besar, luas dan sarananya lengkap, sedangkan Cetya lebih kecil dan sederhana, tetapi keduanya sama-sama tem
pat umat Buddha melaksanakan Puja Bakti.
Dalam suatu Vihara terdapat bangunan Kuti, Dhammasala dan Uposathagara
Kuti adalah tempat tinggal para bhikkhu/bhikshu, samanera dan samaneri
Dhammasala adalah tempat membabarkan ajaran Sang Buddha, tempat melaksanakan puja bakti, tempat meditasi atau sembahyang.
Uposatha gara: adalah tempat penabisan bhikkhu
Di Vihara terdapat kegiatan Sekolah Minggu, Meditasi, Baca Paritta, diskusi Dhamma, dan lain-lain.
Jika berada di dalam Vihara kita harus :
§ Menjaga ketenangan,
§ Bersikap sopan
§ Berbicara yang benar
§ Tidak makan dan
minum di dalam vihara,
§ Tidak bermain dan bercanda.
§ Melepaskan sandal atau sepatu
§ Tidak mengenakan Topi
§ Berpakaian bersih dan sopan
Bila kita memasuki Vihara atau Cetiya kita bernamakhara atau bersujud sebanyak tiga kali untuk menghormat kepada Buddha, Dhamma dan Sangha.
Cetiya tidak mempunyai Kuti,
Umat Buddha sembahyang atau melakukan puja bakti menghadap ke ALTAR
Altar adalah meja sembahyang
Altar berfungsi untuk meletakkan sarana kebaktian
Di Altar terdapat Rupang Buddha, Bunga, Hio atau Dupa, Lilin, Air dan juga buah-buahan.
Air melambangkan kesucian dan sikap rendah hati
Bunga melambangkan ketidakkekalan,
Dupa melambangkan kebaj
ikan
Buah-buahan melambangkan hasil perbuatan, yang menanam kebaikan memetik kebahagiaan, yang menanam kejahatan akan memetik penderitaan.
Lilin melambangkan penerangan
Rupang Buddha adalah Simbol manusia suci dan sempurna.
Di depan Altar kita melakukan penghormatan dengan bersujud atau bernamakhara
Dalam mempersembahkan sarana kebaktian kita harus bersikap tulus dan disertai pikiran yang baik
Di Vihara atau di Cetiya kita membaca Paritta, Sutra atau Mantra.
Paritta berarti perlindungan
Orang yang sering membaca paritta dapat terhidar dari bahaya dan bencana
Dalam membaca paritta ki
ta bersikap Anjali
Ketenangan pikiran akan kita peroleh jika kita sering membaca Paritta
Paritta dapat kita baca pada waktu pagi hari, siang hari atau malam hari.
Untuk menyatakan pujian dan penghormatan kepada Sang Buddha kita membacakan paritta VANDANA.
Vandana berarti penghormatan
Dalam membacakan paritta vandana kita bersikap Anjali
Paritta Vandana :
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa (tiga kali)
Artinya :
Terpujilah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna ( tiga kali)
B. Rohaniawan Agama Buddha
Rohaniawan agama Buddha d
ibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Rohaniawan yang meninggalkan rumah tangga
Bhikkhu, bhikkhuni, samanera dan samaneri. Bhikkhu adalah seorang laki-laki, bhikkhuni adalah seorang perempuan, samanera adalah calon bhikkhu dan samaneri adalah calon bhikkhuni. Bhikkhu, bhikkhuni, samanera dan samaneri hidupnya sangat sederhana, mereka tidak berkeluarga tidak memiliki anak atau istri mereka selalu melaksanakan dhamma dan sila agar batin menjadi tenang dan bahagia.
2. Rohaniawan agama buddha yang berkeluarga disebut Pandita. Pandita hidup seperti kita, memiliki keluarga, memiliki istri dan anak. Seorang pandita memiliki tugas seperti bhikkhu yaitu memberikan ceramah dhamma kepada umat Buddha.
Sebutan untuk umat Buddha laki-laki adalah upasakha sedang sebutan untuk umat Buddha perempuan adalah upasikha.
C. Kitab Suci Agama Buddha
Ajaran Sang Buddha dihimpun dalam kitab suci Agama Buddha yang dikenal dengan nama Tipitaka. Tipitaka berisi ajaran Sang Buddha, sebagai pedoman untuk mencapai hidup bahagia
Kitab suci Tipitaka ditulis pertama kali kira-kira 400 tahun setelah Sang Buddha wafat di atas daun lontar, Tipitaka ditulis dengan bahasa pali, seperti yang biasa kita baca dalam paritta suci
Tipitaka artinya tiga keranjang atau kumpulan yaitu:
1. Vinaya pitaka berisi peraturan para bhikkhu dan bhikkhuni
2. Sutta pitaka berisi ajaran Sang Buddha
- Abhidhamma pitaka berisi tentang Ilmu metafisika Buddha
D. Hari Raya Agama Buddha
Umat Buddha memiliki 4 (empat) hari besar yang setiap tahun selalu dirayakan yaitu :
Hari raya Magha puja
Hari raya Asadha
Hari raya Waisak
Hari raya Kathina
Hari Raya Magga Puja
Hari Raya Magga Puja , umumnya jatuh pada purnama sidhi di bulan Februari, memperingati berkumpulnya 1250 Arahat yang diberkahi 4 faktor yaitu: semua berkumpul tanpa pemberitahuan dahulu, semua arahat dan memiliki kekuatan batin luar biasa, semua ditahbiskan oleh sang Buddha sendiri, dan Sang Buddha menyampaikan “Ovada Patimokkha” atau Inti Ajaran Buddha yang berbunyi Jangan berbuat jahat, tambahlah kebajikan, sucikan hati dan pikiran
Hari Raya Waisak
Hari Raya Waisak disebut juga hari Tri Suci Waisak, hari raya waisak pada umumnya jatuh pada buan Mei pada saat bulan purnama sidhi, memperingati 3 (tiga) peristiwa penting yang dialami Sang Buddha yaitu :
Kelahiran Pangeran Sidh
arta di Taman Lumbini
Pertapa Sidharta menjadi Buddha di Buddha Gaya (Hutan Gaya)
Sang Buddha meninggal dunia di Kusinara
Hari raya waisak di rayakan oleh umat Buddha diseluruh dunia. Hari raya waisak disebut juga hari Buddha
Hari raya Asadha
Hari raya Asadha, umumnya jatuh pada bulan Juli, memperingati saat pertama kali Sang Buddha memberikan khotbah Dhamma kepda lima orang pertapa yaitu: Kondana, Vappa, Bhaddiya, Mahanama dan Assaji di taman Rusa Isipatana. Khotbah Pertama Sang Buddha yaitu Dhammacakkapavattana Sutta yang artinya khotbah pemutaran rodha dhamma.
Hari raya Asadha disebut juga hari Dhamma.
Hari raya Kathina
Hari raya Kathina umumnya jatuh pada buan Oktober, memperingati selesainya musim hujan, dan menandakan berakhirnya masa assa bagi para bhikkhu.
Pada hari raya khatina umat Buddha persembahan dana kepada Sangha atau bhikku yang meliputi empat kebutuhan pokok yaitu: obat-obatan, tempat tinggal, makanan dan jubah.
Sangha adalah perkumpulan para bhikku (murid-murid Sang Buddha yang meninggalkan hidup berkeluarga) Hari raya khatina disebut juga hari Sangha.
Lagu Buddhis
Bulan Asadha
Bulan Asadha purnama sidhi
Ditaman rusa isipatana
Buddha menurunkan ajarannya
Kepada lima orang pertapa
Berbahagia kita semuanya
Yang mengenal ajaran Sang Buddha
Hari Kathina
Marilah kita bersama menyambut hari Kathina
Hari persembahan jubah kepada anggota Sangha
Sang Buddha Guru kita, Dhammanya maha mulia
Serta maha sempurna untuk slama-lamanya.
E. Guru Agung Umat Buddha
Guru Agung umat Buddha adalah Buddha Sakyamuni. Beliau berasal dari suku Sakya di India. Buddha Sakyamuni memiliki sifat
welas asih kepada semua makhluk. Buddha Sakyamuni guru para dewa dan manusia. Sebelum menjadi Buddha beliau adalah anak seorang raja terkernal bernama Sudhodana, yang memerintah kerajaan bernama Kapilawastu. Beliau menjadi Buddha karena ingin menolong semua makhluk agar terbeas dari penderitaan. Buddha Sakyamuni kadang juga disebut Buddha G
otama karena Beliau lahir dari keluarga bermarga Gotama.
SIMBUL-SI
MBUL AGAMA BUDDHA
A. Budha Rupang
1. Budha rupang disebut juga pratima Buddha atau patung buddha.
2. Budha rupang memilki arti yang menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kepada Buddha guru agung kita.
3. Menghormat kepada Budha Rupang tidak sama dengan menyembah patung Buddha.
4. Penghormatan kepada Buddha Rupang lambang dari perbuatan kita dalam mencontoh perilaku Sang Buddha.
5. Buddha Rupang juga menjadi pusat konsentrasi dalam meditasi
B. Panji Buddhis
1. Panji Buddhis disebut juga bendera buddhis.
2. Panji Buddhis terdiri dari enam warna
3. Lima warna panji Buddhis menunjukkan aura Buddha.
4. Aura adalah sinar yang memancar dari tubuh Budha.
5. Setiap warna panji budhis mempunyai arti.
6. Enam warna panji Buddhis yaitu : warna biru,kuning,merah,putih,oranye. dan gabungan kelima warna
7. Warna biru melambangkan bhakti.
8. Warna kuning melambangkan kebijaksanaan
9. Warna merah melambangkan cinta kasih
10. Warna putih melambangkan kesucian
11. Warna oranye melambangkan semangat.
C. Stupa
1. Stupa adalah sebuah bangunan yang berbentuk seperti genta
2. Genta berbentuk seperti lonceng
3. Stupa melambangkan penghormatan pada orang – orang suci yang telah meninggal.
4. Orang suci contohnya Sang Buddha
5. Stupa digunakan untuk menempatkan benda- benda suci.
6. Stupa melambangkan empat unsur tubuh manusia yaitu : tanah, air, api, dan udara.
7. Puncak dari bangunan stupa disebut joti.
8. Joti artinya cahaya yang maha suci Buddha Gotama.
9. Diatas stupa terdapat benda yang meruncing ke atas.
10. Bentuk yang meruncing keatas itu melambangkan konsentrasi pikiran yang terus terpusat.
D. Cakra
1. Cakra disebut juga roda dhamma.
2. Cakra adalah suatu bentuk lingkaran dengan delapan jari-jari.
3. Cakra melambangkan jalan utama berunsur delapan.
4. Jalan utama berunsur delapan itu terdiri dari :
a. Pengertian benar
b. Pikiran benar
c Ucapan benar
d. Perbuatan benar
e. Mata pencaharian benar
f. Usaha benar
g. Perhatian benar
h. Konsentrasi benar
E. Swastika
1. Swastika berasal dari bahasa sansekerta
2. Swastika terdiri dari tiga kata yaitu:
a. SU berarati baik
b. ASTI berarti ada
c. KA berarti pembentuk kata benda.
3. Jadi swastika berarti keadaan yang indah
4. Swastika adalah lambang doa keselamatan.
5. Swastika dipandang suci oleh umat budha
6. Swastika melambangkan asal mula kehidupan
7. Swastika berbentuk bangun segi dengan empat hurup “L” dalam kedudukan bujur sangkar.
8. Dalam kitab weda, swastika berarti kebahagiaan.
D. Cakra
1. Cakra disebut juga roda dhamma.
2. Cakra adalah suatu bentuk lingkaran dengan delapan jari-jari.
3. Cakra melambangkan jalan utama berunsur delapan.
4. Jalan utama berunsur delapan itu terdiri dari :
a. Pengertian benar
b. Pikiran benar
c Ucapan benar
d. Perbuatan benar
e. Mata pencaharian benar
f. Usaha benar
g. Perhatian benar
h. Konsentrasi benar
E. Swastika
1. Swastika berasal dari bahasa sansekerta
2. Swastika terdiri dari tiga kata yaitu:
a. SU berarati baik
b. ASTI berarti ada
c. KA berarti pembentuk kata benda.
3. Jadi swastika berarti keadaan yang indah
4. Swastika adalah lambang doa keselamatan.
5. Swastika dipandang suci oleh umat budha
6. Swastika melambangkan asal mula kehidupan
7. Swastika berbentuk bangun segi dengan empat hurup “L” dalam kedudukan bujur sangkar.
8. Dalam kitab weda, swastika berarti kebahagiaan.
0 komentar:
Posting Komentar